bayangkan anda berada di jalan raya yang ramai, lalu datanglah seseorang lalu berkata "Baju lo aneh deh!! Ganti donk!! Sepet nih mata gw!!". Atau "Eh, jangan pake sendal donk, kan kita lagi di tempat yang keren kayak mall gini, pulang lo ganti sepatu!!".
Well, itu mungkin extreme banget ya. Ganti deh, seandainya lo perokok (coba yang perokok bayangin, dan yang bukan perokok juga bayangin), "Eh lo jangan merokok donk, gak baik buat kesehatan!". Nah, seandainya yang ngomong teman dekat anda, sahabat anda, ibu anda, bapak anda, dll yang dekat dengan anda, mungkin anda bakal mempertimbangkan. Tapi bayangkan kata-kata itu keluar dari orang yang
anda tidak kenal. Apa reaksi anda? Mungkin buat yang para perokok "Ngapain sih ngurusin gw.. Badan-badan gw, duit-duit gw.." (bukan menyinggung, tapi -MUNGKIN- ada yang berkata demikian). Tapi mungkin ada juga yang "SIAPA SIH LO!! ganggu urusan gw aja. Ikut campur!!". Masih mending kalo orangnya nyamperin anda ngomong seperti itu. Kalo kata-kata tersebut berada di sebuah kertas/halaman web yang tidak anda ketahui siapa yang nulis, tentu saja anda berpikir macam-macam.
Wong orang yang anda kenal saja anda mungkin risih, dengan orang yang anda tidak kenal lebih risih,
INI TULISANNYA DOANK!! Tentu saja anda merasa lebih risih lagi.
Well, itu mungkin hanya perumpamaan. Mungkin kalo isi dari surat kaleng nya bersifat umum ya gpp. Tapi kalau udah personal, itu akan menimbulkan kesan yang aneh. Betul deh!!
Kayak sekarang anda baca tulisan ini, anda mungkin bertanya-tanya, "Siapa sih yang nulis, kok *beep* betul sih!!". Coba anda baca tanpa mengetahui siapa yang menulis, tentu anda merasa tulisan ini tidak penting. Atau anda hanya mengacuhkan saja. Atau mungkin anda hanya "Oh iya iya.. he eh juga nih, tapi ah gini doank mah". Tenang, penulis bakal ngasih tau jati dirinya belakangan.
Well, gw sih gak tau motivasi orang yang make surat kaleng. Apakah dirinya SANGAT PENTING sekali sehingga kalo mau mengutarakan pendapat pribadi aja sampai salah tingkah. Atau jabatannya TINGGI SEKALI sehingga berbahaya bagi jabatannya. Atau SANGAT RENDAH sekali (well, ini extreme banget), sehingga gak ada satu orang pun yang mendengar pendapatnya karena tahu siapa orangnya. Kalau orang biasa aja mah, santai-santai aja gitu, kayak gw sekarang lah.
Emang sih, kalo anda ketemu preman di jalan yang lagi mabok, terus bilang, "Baju lo jelek amat sih!!", tentu anda akan berpikir, "Ih, preman lagi mabok juga". Ketika itu, sang preman tentu kalo dalam keadaan seperti itu akan anda acuhkan. Tapi kalo itu datang dari pacar anda, orang tua anda, boss anda, dll, maka anda tentu akan mempertimbangkan, lalu mengganti dengan baju lain (kecuali anda orang yang sangat cuek terhadap pakaian, sehingga pake kaos oblong + celana pendek pun gak malu xP).
Sebagai info tambahan aja ya, hadits-hadits aja tuh pasti ada yang menulis ulang (meneruskan, gw lupa istilahnya). Dan tiap yang menulis itu pasti mencantumkan namanya. Dia gak malu, walaupun nantinya hadits yang dia tulis gak tergolong hadits shahih.
Kira-kira begitulah ilustrasinya. Yah, gw sendiri juga lagi belajar bertanggung jawab terhadap setiap tulisan, ucapan, dll yang keluar dari gw. Mungkin gw juga kadang-kadang mempunyai tulisan atau ucapan yang ternyata gak kesampean. Gw khilaf. Tapi ya, kalau kita menasehati orang,
mbok ya kira-kira lah. Rasanya gak enak loh, dinasehati tanpa tahu yang nasehatin siapa?
-Intermezzo-Kita tuh hidup di dunia yang diversitasnya tinggi. Setiap orang tuh gak sama. Pikirannya pasti beda-beda. Ketika kita dinasehatin sesuatu yang menurut kita itu bener, pasti pikiran kita gak langsung menerimanya. Di situlah anda dapat memasukkan argumen anda. Ketika anda tidak menyertakan argumen anda, di situ pula anda telah melakukan pemaksaan kehendak.
Intinya, zaman sekarang tuh gampang banget deh bikin surat kaleng. Tinggal tinggal comment tanpa nama. Tinggal print terus tempel. Tinggal bikin website gratisan. Tinggal bikin print terus taro aja dimana orang itu sering lewat. Macem-macem lah. Tapi, kalau anda punya niat baik, kenapa tidak mencoba untuk berterus terang. Toh, niat baik anda, seburuk-buruknya dicuekin. Lain halnya kalau surat kaleng. Bayangkan jika yang tidak setuju dengan anda ada banyak orang. Anda telah membuat kesal banyak orang, lalu membuat orang berpikiran yang negatif, lalu membuat prasangka-prasangka buruk. Siapa yang mau menanggung kesalahan-kesalahan tersebut? Anda lah yang menanggung jika anda yang menyebabkan hal-hal tersebut.
Akhir kata, terima kasih bagi yang sudi membaca tulisan di saat senggang ini. Sori-sori kalau menyinggung, tapi kalau anda merasa tersinggung, ada baiknya kita introspeksi.
Dedicated to: Penulis "STOP MAEN KARTU!!" yang ada beberapa bulan yang lalu.
Dalam rangka mengenang insiden (xP) Telah dilarangnya maen kartu. Selamat, anda berhasil!!
Together for All The Times { 1:56 AM }